Senin, 29 September 2008

Behind the Scene: Antara Bayam dan Popeye



"Karna aku Popeye si pelaut....tuit tuit"

Nah, pasti semua dah tahukan film kartun popeye the sailor man ???. Pasti semuanya juga pada paham dengan tokoh kartun yang satu ini selalu menang melawan Brutus demi mendapatkan cinta si Olive karena kekuatan supernya yang habis memakan bayam 1 kaleng. Apa menariknya cerita si Popeye ini??Kenapa juga koq dengan bayam.Ga keren banget ge toh!!!Kan masih mending spiderman, batman, superman dan man man lainnya punya kekuatan yang lebih keren dibanding bayam.

Eh, ternyata e ternyata nih.... film kartun Popeye ini memang sudah disetting oleh Pemerintah AS untuk menggalakkan memakan sayur bayam khususnya pada anak-anak di AS. Karena pada saat itu, sekitar tahun 1970an, minat anak-anak di AS untuk memakan sayuran sangat rendah sekali. sehingga banyak terjadi genoside (waduuh...apaan tuh)pada anak-anak karena avitaminosis. oleh karena itu, pemerintah AS berharap melalui kartun Popeye yang gemar makan bayam sehingga dia menjadi kuat diharapkan anak-anak AS dapat meniru (modelling) tokoh kartun popeye ini. Karena masa anak adalah identik dengan imitasi dan modelling. Apalagi jika model yang diperankan itu merupakan sosok model yang berhasil dalam mengatasi musuh-musuhnya setelah makan bayam. Jadi disini ada semacam vicarious learning pada anak-anak.


Dipilihnya sosok kartun untuk memerankan tokoh ini juga menjadi pertimbangan yang sangat penting. Karena, anak-anak suka akan hal yang bersifat fantasi, virtual, multikromatik dll. oleh karena itu sosok kartunlah yang dipilih. Waw, keren banget tahun 1970an di AS udah ada film kartun trus punya pemerintah yang care pula terhadap generasi mudanya....Makanya tuh liat generasi yang kecilnya dulu hidup di tahun 1970an, sekarang pasti dah sukses banget yaa.

Nah, sejak adanya film popeye itu, tingkat avitaminosis di AS mulai berkurang. dan minat anak-anak untuk makan bayam juga semakin meningkat. Semua ini berkat "Popeye si Pelaut....tuit tuuttt"


Sumber dilansir dari kuliah Psikologi Kognitif UM 2000, dgn dosen Ibu Hetti Rachmawati, S. Psi.

3 komentar:

Anonim mengatakan...

oooo....gi tu yaa.Baru tahu gw

Anonim mengatakan...

Alah jenk...jenk...
Masih aja berpikiran teoritis. Pantes dech kalo lo dijuluki Miss Scientist. Kata-katamu bikin jadi inget masa kul dulu. Masih ngefens ya sama bu Hetti

Anonim mengatakan...

Alah jenk...jenk...
Masih aja berpikiran teoritis. Pantes dech kalo lo dijuluki Miss Scientist. Kata-katamu bikin jadi inget masa kul dulu. Masih ngefens ya sama bu Hetti